for my friend

Beberapa hari yang lalu aku mendapat kiriman
satu lusin bunga dari temanku.
Aku cuma mengisakan satu bunga saja, yang
lainnya aku kirimkan pada teman2ku.

Aku berikan satu bunga kepada adik
perempuanku.
Semoga dapat memberikan dia kebahagiaan
selalu

Yang satunya aku berikan pada temanku yang
sedang sedih waktu itu....
Kekuatan bunga ini yang diberikan padanya
lebih dari yang kubayangkan sebelumnya.

Yang satu lagi aku berikan pada teman yang
belum kenal lama....
Waktu itu dia sedang mempunyai masalah yang
sangat rumit, semoga dengan bunga itu dia dapat
tabah dan maju terus.

Bunga2 yang lainya aku kirimkan pada orang2
yang
pernah membantuku dalam hari2ku yang tidak
bisa
kulewatkan sendiri....., mereka ada sungguh
sangat memberikan aku kekuatan.....

Bunga2 ini sangat indah sehingga membuatku
tidak
tega menikmatinya sendiri saja, hanya aku sisakan
satu kuntum yang belum mekar.

Teman2 memberikan bunga2 ini padaku
mendoakan
agar bunga2 ini membawa kebahagiaan dalam
hari2
ku, tetapi kebahagiaan yang kuterima paling besar
adalah mengirimkannya lagi pada teman2ku yang
lain

Yang ini untukmu , apakah kamu menyukainya?

______..___8"=,,88,_.__________________
_______8""=""8'__"88a88'_______________
__.._.;88m_a8___,8""_"8________________
___"8"'__"88"__A"_____8;_______________
_____"8,__"8___8_______"8,_____________
______"8___8,__8,_______"8_____________
_______8,__"8,_"8,_______8,____________
_______"8,__"8,_"8mm""""""8m.__________
________"8,am888i"'___I3,mm"___________
________,8"___8"__I3.m888"_____________
_______,88P"""""I3I888888______________
_______"'_________"I888________________
____________________"I8________________
_____________________"I8_______________
______________________"I8______________
_______________________"I8_____________

Teman adalah harta yang sangat berharga
mereka dapat membuatmu tersenyum
membantu dan mendukungmu menuju kesuksesan

Mereka meminjamkan sepasang telinganya
untuk berbagi berbagai hal2 yang indah denganmu
mereka selalu membuka hatinya untukmu

....beritahu temanmu betapa kamu membutuhkan
mereka....

kirim bulletin ini pada semua orang yang kamu
anggap teman,apabila bulletin ini kembali lagi
padamu itu berarti kamu mendapatkan teman yang
akan selalu menyertaimu.....

Maafkanlah Aku Kawan

Dua orang sahabat karib sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di tengah perjalanan,

mereka bertengkar, dan salah seorang menampar temannya. Orang yang kena tampar,

merasa sakit hati, tapi dengan tanpa berkata-kata, dia

menulis di atas pasir : HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU.

Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka memutuskan untuk mandi.

Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam,

dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya.

Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulis di sebuah batu: HARI INI,

SAHABAT TERBAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU. Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya,

"Kenapa setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir, dan sekarang kamu menulis di batu?"

Temannya sambil tersenyum menjawab, "Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya

di atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut. Dan bila sesuatu

yang luar biasa terjadi, kita harus memahatnya di atas batu hati kita, agar tidak bisa hilang tertiup angin."

Cerita di atas, bagaimanapun tentu saja lebih mudah dibaca dibanding diterapkan. Begitu mudahnya

kita memutuskan sebuah pertemanan \'hanya\' karena sakit hati atas sebuah perbuatan atau perkataan

yang menurut kita keterlaluan hingga menyakiti hati kita. Sebuah sakit hati lebih perkasa untuk

merusak dibanding begitu banyak kebaikan untuk menjaga. Mungkin ini memang bagian dari sifat buruk diri kita.

Karena itu, seseorang pernah memberitahu saya apa yang harus saya lakukan ketika saya sakit hati.

Beliau mengatakan ketika sakit hati yang paling penting adalah melihat apakah memang orang yang

Tukang Kayu dan Rumahnya

Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah perusahaan konstruksi real estate.
Ia menyampaikan keinginannya tersebut pada pemilik perusahaan. Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa
hari tuanya dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya.
Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Ia lalu memohon pada tukang
kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk dirinya. Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan
pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya
tidak sepenuhnya dicurahkan.
Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya. Akhirnya
selesailah rumah yang diminta oleh tuannya.Hasilnya bukanlah sebuah rumah yang baik. Sungguh sayang
ia harus mengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan.
Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah
pada si tukang kayu.
'Ini adalah rumahmu, ' katanya, 'hadiah dari kami.' Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan
menyesalnya. Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya sendiri,
ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali. Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang
tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.
Teman, itulah yang terjadi pada kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan
dengan cara yang membingungkan dan kurang bertanggung jawab.Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang
mengupayakan yang baik. Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik.
Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup
di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri.
Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.
Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu. Renungkan 'rumah' yang sedang kita bangun. Setiap hari kita
memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding dan atap. Mari kita selesaikan 'rumah' kita dengan
sebaik-baiknya seolah-olah hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup.

SEBUTIR PASIR

Penakluk pertama Mount Everest, puncak tertinggi dunia di Pegunungan Himalaya, Sir Edmund Hillary,
pernah ditanya wartawan apa yang paling ditakutinya dalam menjelajah alam. Dia lalu mengaku tidak
takut pada binatang buas, jurang yang curam, bongkahan es raksasa, atau padang pasir yang luas dan
gersang sekali pun! Lantas apa? "Sebutir pasir yang terselip di sela-sela jari kaki," kata Hillary.
Wartawan heran, tetapi sang penjelajah melanjutkan kata-katanya, "Sebutir pasir yang masuk di sela-sela
jari kaki sering sekali menjadi awal malapetaka. Ia bisa masuk ke kulit kaki atau menyelusup lewat kuku.
Lama-lama jari kaki terkena infeksi, lalu membusuk. Tanpa sadar, kaki pun tak bisa digerakkan. Itulah
malapetaka bagi seorang penjelajah sebab dia harus ditandu." Harimau, buaya, dan beruang, meski buas,
adalah binatang yang secara naluriah takut menghadapi manusia. Sedang menghadapi jurang yang dalam dan
ganasnya padang pasir, seorang penjelajah sudah punya persiapan memadai. Tetapi, jika menghadapi
sebutir pasir yang akan masuk ke jari kaki, seorang penjelajah tak mempersiapkannya. Dia cenderung mengabaikannya.
Apa yang dinyatakan Hillary, kalau kita renungkan, sebetulnya sama dengan orang yang mengabaikan dosa-dosa
kecil. Orang yang melakukan dosa kecil, misalnya mencoba-coba mencicipi minuman keras atau membicarakan
keburukan orang lain, sering menganggap hal itu adalah dosa yang kecil. Karena itu, banyak orang yang
kebablasan melakukan dosa-dosa kecil sehingga lambat laun jadi kebiasaan. Kalau sudah jadi kebiasaan,
dosa kecil itu pun akan berubah jadi dosa besar yang sangat membahayakan dirinya dan masyarakat.

Ijinkan Aku Menciummu Ib

Sewaktu masih kecil, aku sering merasa dijadikan pembantu olehnya. Ia selalu menyuruhku mengerjakan tugas-tugas seperti menyapu lantai dan mengepelnya setiap pagi dan sore. Setiap hari, aku dipaksa membantunya memasak di pagi buta sebelum ayah dan adik-adikku bangun. Bahkan sepulang sekolah, ia tak mengizinkanku bermain sebelum semua pekerjaan rumah dibereskan. Sehabis makan, aku pun harus mencucinya sendiri juga piring bekas masak dan makan yang lain. Tidak jarang aku merasa kesal dengan semua beban yang diberikannya hingga setiap kali mengerjakannya aku selalu bersungut-sungut.

Kini, setelah dewasa aku mengerti kenapa dulu ia melakukan itu semua. Karena aku juga akan menjadi seorang istri dari suamiku, ibu dari anak-anakku yang tidak akan pernah lepas dari semua pekerjaan masa kecilku dulu. Terima kasih ibu, karena engkau aku menjadi istri yang baik dari suamiku dan ibu yang dibanggakan oleh anak-anakku.

Saat pertama kali aku masuk sekolah di Taman Kanak-Kanak, ia yang mengantarku hingga masuk ke dalam kelas. Dengan sabar pula ia menunggu. Sesekali kulihat dari jendela kelas, ia masih duduk di seberang sana. Aku tak peduli dengan setumpuk pekerjaannya di rumah, dengan rasa kantuk yang menderanya, atau terik, atau hujan. Juga rasa jenuh dan bosannya menunggu. Yang penting aku senang ia menungguiku sampai bel berbunyi.

Kini, setelah aku besar, aku malah sering meninggalkannya, bermain bersama teman-teman, bepergian. Tak pernah aku menungguinya ketika ia sakit, ketika ia membutuhkan pertolonganku disaat tubuhnya melemah. Saat aku menjadi orang dewasa, aku meninggalkannya karena tuntutan rumah tangga.

Di usiaku yang menanjak remaja, aku sering merasa malu berjalan bersamanya. Pakaian dan dandanannya yang kuanggap kuno jelas tak serasi dengan penampilanku yang trendi. Bahkan seringkali aku sengaja mendahuluinya berjalan satu-dua meter didepannya agar orang tak menyangka aku sedang bersamanya.

Padahal menurut cerita orang, sejak aku kecil ibu memang tak pernah memikirkan penampilannya, ia tak pernah membeli pakaian baru, apalagi perhiasan. Ia sisihkan semua untuk membelikanku pakaian yang bagus-bagus agar aku terlihat cantik, ia pakaikan juga perhiasan di tubuhku dari sisa uang belanja bulanannya. Padahal juga aku tahu, ia yang dengan penuh kesabaran, kelembutan dan kasih sayang
mengajariku berjalan. Ia mengangkat tubuhku ketika aku terjatuh, membasuh luka di kaki dan mendekapku erat-erat saat aku menangis.

Selepas SMA, ketika aku mulai memasuki dunia baruku di perguruan tinggi. Aku semakin merasa jauh berbeda dengannya. Aku yang pintar, cerdas dan berwawasan seringkali menganggap ibu sebagai orang bodoh, tak berwawasan hingga tak mengerti apa-apa. Hingga kemudian komunikasi yang berlangsung antara aku dengannya hanya sebatas permintaan uang kuliah dan segala tuntutan keperluan kampus lainnya.

Usai wisuda sarjana, baru aku mengerti, ibu yang kuanggap bodoh, tak berwawasan dan tak mengerti apa-apa itu telah melahirkan anak cerdas yang mampu meraih gelar sarjananya. Meski Ibu bukan orang berpendidikan, tapi doa di setiap sujudnya, pengorbanan dan cintanya jauh melebihi apa yang sudah kuraih. Tanpamu Ibu, aku tak akan pernah menjadi aku
yang sekarang.

Pada hari pernikahanku, ia menggandengku menuju pelaminan. Ia tunjukkan bagaimana meneguhkan hati, memantapkan langkah menuju dunia baru itu. Sesaat kupandang senyumnya begitu menyejukkan, jauh lebih indah dari keindahan senyum suamiku. Usai akad nikah, ia langsung menciumku saat aku bersimpuh di kakinya. Saat itulah aku menyadari, ia juga yang pertama kali memberikan kecupan hangatnya ketika aku terlahir ke dunia ini.

Kini setelah aku sibuk dengan urusan rumah tanggaku, aku tak pernah lagi menjenguknya atau menanyai kabarnya. Aku sangat ingin menjadi istri yang shaleh dan taat kepada suamiku hingga tak jarang aku membunuh kerinduanku pada Ibu. Sungguh, kini setelah aku mempunyai anak, aku baru tahu bahwa segala kiriman uangku setiap bulannya tak lebih berarti dibanding kehadiranku untukmu. Aku akan datang dan menciummu Ibu, meski tak sehangat cinta dan kasihmu kepadaku.

Ibunda, Kenapa Engkau Menangis

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak". "Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."

Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?"Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.
Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis
Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan."Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"Dalam mimpinya, Tuhan menjawab,"Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama.Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman danlembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.
Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, danmengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.
Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.
Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.
Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada
bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.
Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan enjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan
jantung agar tak terkoyak?Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk
memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang
diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.
Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkanperasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan".
Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup

jangan pernah mengeluh

Hari ini, di sebuah bus, aku melihat seorang remaja tampan dengan rambut sedikit ikal.
Aku iri melihatnya. Dia tampak begitu ceria, dan aku sangat ingin memiliki gairah hidup yang sama.
Tiba-tiba dia terhuyung-huyung berjalan. Dia mempunyai satu kaki saja, dan memakai tongkat kayu.
Namun ketika dia lewat .... ia tersenyum. Ya Allah, maafkan aku bila aku mengeluh. Aku punya dua kaki.
Dunia ini milikku.
Aku berhenti untuk membeli sedikit kue. Anak laki-laki penjualnya begitu mempesona. Aku berbicara padanya.
Dia tampak begitu gembira. Seandainya aku terlambat sampai di kantor, tidaklah apa-apa. Ketika aku pergi,
dia berkata, 'Terima kasih. Engkau sudah begitu baik.
Menyenangkan berbicara dengan orang sepertimu. Lihatlah, aku buta.' Ya Allah, maafkan aku bila aku mengeluh.
Aku punya dua mata. Dunia ini milikku.
Lalu, sementara berjalan. Aku melihat seorang anak mirip bule dengan bola mata biru. Dia berdiri dan melihat
teman-temannya bermain sepak bola. Dia tidak tahu apa yang bisa dilakukannya. Aku berhenti sejenak,
lalu berkata, 'Mengapa engkau tidak bermain dengan yang lain, Nak ?' Dia memandang ke depan tanpa bersuara,
lalu aku tahu dia tidak bisa mendengar. Ya Allah, maafkan aku bila aku mengeluh. Aku punya dua telinga.
Dunia ini milikku.
Dengan dua kaki untuk membawaku ke mana aku mau. Dengan dua mata untuk memandang mentari dan bukit-bukit.
Dengan dua telinga untuk mendengar desir angin dan segala bunyi.
Ya Allah, maafkan aku bila aku mengeluh.

line is beoutiful

Ibuku selalu bertanya padaku apa
bagian tubuh yang paling penting.
aku selalu menebak dengan jawaban
yang aku anggap benar.

aku pikir suara adalah yang paling
penting bagi kita sebagai manusia,
jadi aku jawab, "Telinga, Bu."
"Bukan. Banyak orang yang tuli."

"Bu, penglihatan sangat penting bagi
semua orang, jadi pastilah mata kita."
Dia memandangku dan berkata,
"Kamu belajar dengan cepat,
tapi jawabanmu masih salah
karena banyak orang yang buta."

Gagal lagi, aku meneruskan usahaku
mencari jawaban baru
Ibu terus bertanya padaku beberapa
kali dan jawaban dia selalu

Akhirnya thn lalu,kakekku meninggal.
Semua keluarga sedih. Semua menangis.
Bahkan, ayahku menangis.
Aku sangat ingat itu karena itulah saat
kedua kalinya aku melihatnya menangis.
Ibuku memandangku ketika tiba
giliranku untuk mengucapkan selamat
tinggal pada kakek.

Dia bertanya padaku,
"Apakah kamu sudah tahu apa bagian
tubuh yang paling penting, sayang?"
Aku terkejut ketika Ibu bertanya
pada saat seperti ini

Ibu melihat kebingungan di wajahku
dan memberitahuku, "Pertanyaan ini
penting. Ini akan menunjukkan padamu
apakah kamu sudah benar-benar hidup.
Untuk semua bagian tubuh yang kamu
beritahu padaku dulu, aku selalu
berkata kamu salah dan aku telah
memberitahukan kamu kenapa.

"Sayangku, bagian tubuh yang paling
penting adalah bahumu.karena bahu
dapat menahan kepala seorang teman
atau orang yang kamu sayangi ketika
mereka menangis.Kadang-kadang dalam
hidup ini,semua orang perlu bahu
untuk menangis. Aku cuma berharap,
kamu punya cukup kasih sayang dan
teman-teman agar kamu selalu punya
bahu untuk menangis kapan pun
kamu membutuhkannya."

Akhirnya aku tahu, bagian tubuh yang
paling penting adalah tidak menjadi
orang yang mementingkan diri sendiri.
Tapi, simpati terhadap penderitaan
yang dialami oleh orang lain.

Orang akan melupakan
apa yang kamu katakan...
apa yang kamu lakukan...
Tapi, TIDAK akan pernah lupa
bagaimana kamu membuat mereka berarti.

Bagian tubuh Terpenting

bila anda bertanya bagina dari tubuh kita yang paling penting

Ibuku selalu bertanya padaku apa
bagian tubuh yang paling penting.
aku selalu menebak dengan jawaban
yang aku anggap benar.

aku pikir suara adalah yang paling
penting bagi kita sebagai manusia,
jadi aku jawab, "Telinga, Bu."
"Bukan. Banyak orang yang tuli."

"Bu, penglihatan sangat penting bagi
semua orang, jadi pastilah mata kita."
Dia memandangku dan berkata,
"Kamu belajar dengan cepat,
tapi jawabanmu masih salah
karena banyak orang yang buta."

Gagal lagi, aku meneruskan usahaku
mencari jawaban baru
Ibu terus bertanya padaku beberapa
kali dan jawaban dia selalu

Akhirnya thn lalu,kakekku meninggal.
Semua keluarga sedih. Semua menangis.
Bahkan, ayahku menangis.
Aku sangat ingat itu karena itulah saat
kedua kalinya aku melihatnya menangis.
Ibuku memandangku ketika tiba
giliranku untuk mengucapkan selamat
tinggal pada kakek.

Dia bertanya padaku,
"Apakah kamu sudah tahu apa bagian
tubuh yang paling penting, sayang?"
Aku terkejut ketika Ibu bertanya
pada saat seperti ini

Ibu melihat kebingungan di wajahku
dan memberitahuku, "Pertanyaan ini
penting. Ini akan menunjukkan padamu
apakah kamu sudah benar-benar hidup.
Untuk semua bagian tubuh yang kamu
beritahu padaku dulu, aku selalu
berkata kamu salah dan aku telah
memberitahukan kamu kenapa.

"Sayangku, bagian tubuh yang paling
penting adalah bahumu.karena bahu
dapat menahan kepala seorang teman
atau orang yang kamu sayangi ketika
mereka menangis.Kadang-kadang dalam
hidup ini,semua orang perlu bahu
untuk menangis. Aku cuma berharap,
kamu punya cukup kasih sayang dan
teman-teman agar kamu selalu punya
bahu untuk menangis kapan pun
kamu membutuhkannya."

Akhirnya aku tahu, bagian tubuh yang
paling penting adalah tidak menjadi
orang yang mementingkan diri sendiri.
Tapi, simpati terhadap penderitaan
yang dialami oleh orang lain.

Orang akan melupakan
apa yang kamu katakan...
apa yang kamu lakukan...
Tapi, TIDAK akan pernah lupa
bagaimana kamu membuat mereka berarti.

Bagian tubuh Terpenting

bila anda bertanya bagina dari tubuh kita yang paling penting

Ibuku selalu bertanya padaku apa
bagian tubuh yang paling penting.
aku selalu menebak dengan jawaban
yang aku anggap benar.

aku pikir suara adalah yang paling
penting bagi kita sebagai manusia,
jadi aku jawab, "Telinga, Bu."
"Bukan. Banyak orang yang tuli."

"Bu, penglihatan sangat penting bagi
semua orang, jadi pastilah mata kita."
Dia memandangku dan berkata,
"Kamu belajar dengan cepat,
tapi jawabanmu masih salah
karena banyak orang yang buta."

Gagal lagi, aku meneruskan usahaku
mencari jawaban baru
Ibu terus bertanya padaku beberapa
kali dan jawaban dia selalu

Akhirnya thn lalu,kakekku meninggal.
Semua keluarga sedih. Semua menangis.
Bahkan, ayahku menangis.
Aku sangat ingat itu karena itulah saat
kedua kalinya aku melihatnya menangis.
Ibuku memandangku ketika tiba
giliranku untuk mengucapkan selamat
tinggal pada kakek.

Dia bertanya padaku,
"Apakah kamu sudah tahu apa bagian
tubuh yang paling penting, sayang?"
Aku terkejut ketika Ibu bertanya
pada saat seperti ini

Ibu melihat kebingungan di wajahku
dan memberitahuku, "Pertanyaan ini
penting. Ini akan menunjukkan padamu
apakah kamu sudah benar-benar hidup.
Untuk semua bagian tubuh yang kamu
beritahu padaku dulu, aku selalu
berkata kamu salah dan aku telah
memberitahukan kamu kenapa.

"Sayangku, bagian tubuh yang paling
penting adalah bahumu.karena bahu
dapat menahan kepala seorang teman
atau orang yang kamu sayangi ketika
mereka menangis.Kadang-kadang dalam
hidup ini,semua orang perlu bahu
untuk menangis. Aku cuma berharap,
kamu punya cukup kasih sayang dan
teman-teman agar kamu selalu punya
bahu untuk menangis kapan pun
kamu membutuhkannya."

Akhirnya aku tahu, bagian tubuh yang
paling penting adalah tidak menjadi
orang yang mementingkan diri sendiri.
Tapi, simpati terhadap penderitaan
yang dialami oleh orang lain.

Orang akan melupakan
apa yang kamu katakan...
apa yang kamu lakukan...
Tapi, TIDAK akan pernah lupa
bagaimana kamu membuat mereka berarti.

Bila Al Qur'an bisa bicara

Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudu' aku kau sentuh dalam keadaan suci
Aku kau pegang, kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari
Setelah usai engkaupun selalu menciumku mesra

Sekarang engkau telah dewasa...
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku...
Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah...
Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu
Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja?

Sekarang aku engkau simpan rapi sekali hingga kadang engkau lupa dimana menyimpannya

Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmu
Kadangkala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa
Atau aku kau buat penangkal untuk menakuti hantu dan syetan
Kini aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian dalam kesepian
atas lemari, di dalam laci, aku engkau pendamkan.
Dulu...pagi-pagi...surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman
Sore harinya aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau.....

Sekarang... pagi-pagi sambil minum kopi...engkau baca Koran pagi atau nonton berita TV
Waktu senggang..engkau sempatkan membaca buku karangan manusia

Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Yang Maha Perkasa.
Engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan...

Waktu berangkat kerjapun kadang engkau lupa baca pembuka surahku (Basmalah)
Diperjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi
Tidak ada kaset yang berisi ayat Alloh yang terdapat padaku di laci mobilmu
Sepanjang perjalanan radiomu selalu tertuju ke stasiun radio favoritmu
Aku tahu kalau itu bukan Stasiun Radio yang senantiasa melantunkan ayatku

Di meja kerjamu tidak ada aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja
Di Komputermu pun kau putar musik favoritmu
Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku melantun
E-mail temanmu yang ada ayat-ayatkupun kadang kau abaikan
Engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu

Bicara Dengan Bahasa Hati

Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta. Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang. Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan. Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan. Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran. Semua itu haruslah berasal dari hati anda.
Bicaralah dengan bahasa hati, maka akan sampai ke hati pula. Kesuksesan bukan semata-mata betapa keras otot dan betapatajam otak anda, namun juga betapa lembut hati anda dalam
menjalani segala sesuatunya.Anda tak kan dapat menghentikan tangis seorang bayi hanya dengan merengkuhnya dalam lengan yang kuat. Atau, membujuknya dengan berbagai gula-gula dan kata-kata manis. Anda harus mendekapnya hingga ia merasakan detak jantung yang tenang
jauh di dalam dada anda.
Mulailah dengan melembutkan hati sebelum memberikannya pada
keberhasilan anda

Berpikir Sederhana

Terpetik sebuah kisah, seorang pemburu berangkat ke hutan dengan membawa busur dan tombak.
Dalam hatinya dia berkhayal mau membawa hasil buruan yang paling besar, yaitu seekor rusa.
Cara berburunya pun tidak pakai anjing pelacak atau jaring penyerat, tetapi menunggu di balik
sebatang pohon yang memang sering dilalui oleh binatang-binatang buruan.
Tidak lama ia menunggu, seekor kelelawar besar kesiangan terbang hinggap di atas pohon kecil
tepat di depan si pemburu. Dengan ayunan parang atau pukulan gagang tombaknya, kelelawar itu
pasti bisa diperolehnya. Tetapi si pemburu berpikir, "untuk apa merepotkan diri dengan seekor
kelelawar? Apakah artinya dia dibanding dengan seekor rusa besar yang saya incar?"
Tidak lama berselang, seekor kancil lewat. Kancil itu sempat berhenti di depannya bahkan
menjilat-jilat ujung tombaknya tetapi ia berpikir, "Ah, hanya seekor kancil, nanti malah
tidak ada yang makan, sia-sia." Agak lama pemburu menunggu. Tiba-tiba terdengar langkah-langkah
kaki binatang mendekat, pemburupun mulai siaga penuh,tetapi ternyata, ah... kijang. Ia pun
membiarkannya berlalu. Lama sudah ia menunggu, tetapi tidak ada rusa yang lewat, sehingga ia tertidur.
Baru setelah hari sudah sore, rusa yang ditunggu lewat. Rusa itu sempat berhenti di depan pemburu,
tetapi ia sedang tertidur. Ketika rusa itu hampir menginjaknya, ia kaget. Spontan ia berteriak, Rusa!!!"
sehingga rusanya pun kaget dan lari terbirit-birit sebelum sang pemburu menombaknya. Alhasil ia
pulang tanpa membawa apa-apa.
Banyak orang yang mempunyai idealisme terlalu besar untuk memperoleh sesuatu yang diinginkannya.
Ia berpikir yang tinggi-tinggi dan bicaranya pun terkadang sulit dipahami. Tawaran dan
kesempatan-kesempatan kecil dilewati begitu saja, tanpa pernah berpikir bahwa mungkin di
dalamnya ia memperoleh sesuatu yang berharga. Tidak jarang orang orang seperti itu menelan
pil pahit karena akhirnya tidak mendapatkan apa-apa.
Demikian juga dengan seseorang yang mengidamkan pasangan hidup, yang mengharapkan seorang gadis
cantik atau perjaka tampan yang alim, baik, pintar dan sempurna lahir dan batin, harus puas dengan
tidak menemukan siapa-siapa.

Maafkan Aku Bila Aku Mengeluh

Hari ini, di sebuah bus, aku melihat seorang remaja tampan dengan rambut sedikit ikal.
Aku iri melihatnya. Dia tampak begitu ceria, dan aku sangat ingin memiliki gairah hidup yang sama.
Tiba-tiba dia terhuyung-huyung berjalan. Dia mempunyai satu kaki saja, dan memakai tongkat kayu.
Namun ketika dia lewat .... ia tersenyum. Ya Allah, maafkan aku bila aku mengeluh. Aku punya dua kaki.
Dunia ini milikku.
Aku berhenti untuk membeli sedikit kue. Anak laki-laki penjualnya begitu mempesona. Aku berbicara padanya.
Dia tampak begitu gembira. Seandainya aku terlambat sampai di kantor, tidaklah apa-apa. Ketika aku pergi,
dia berkata, 'Terima kasih. Engkau sudah begitu baik.
Menyenangkan berbicara dengan orang sepertimu. Lihatlah, aku buta.' Ya Allah, maafkan aku bila aku mengeluh.
Aku punya dua mata. Dunia ini milikku.
Lalu, sementara berjalan. Aku melihat seorang anak mirip bule dengan bola mata biru. Dia berdiri dan melihat
teman-temannya bermain sepak bola. Dia tidak tahu apa yang bisa dilakukannya. Aku berhenti sejenak,
lalu berkata, 'Mengapa engkau tidak bermain dengan yang lain, Nak ?' Dia memandang ke depan tanpa bersuara,
lalu aku tahu dia tidak bisa mendengar. Ya Allah, maafkan aku bila aku mengeluh. Aku punya dua telinga.
Dunia ini milikku.
Dengan dua kaki untuk membawaku ke mana aku mau. Dengan dua mata untuk memandang mentari dan bukit-bukit.
Dengan dua telinga untuk mendengar desir angin dan segala bunyi.
Ya Allah, maafkan aku bila aku mengeluh.

Istri Pertama

Suatu Kisah Menarik yang penuh hikmah tentang Pedagang Kaya dengan empat Orang Istrinya.
Suatu ketika, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai 4 orang istri. Dia mencintai istri
yang keempat, dan menganugerahinya harta dan kesenangan yang banyak. Sebab, dialah yang
tercantik diantara semua istrinya. Pria ini selalu memberikan yang terbaik buat istri keempatnya ini.
Pedagang itu juga mencintai istrinya yang ketiga. Dia sangat bangga dengan istrinya ini,
dan selalu berusaha untuk memperkenalkan wanita ini kepada semua temannya. Namun, ia juga
selalu khawatir kalau istrinya ini akan lari dengan pria yang lain.
Begitu juga dengan istri yang kedua. Ia pun sangat menyukainya. Ia adalah istri yang sabar
dan pengertian. Kapanpun pedagang ini mendapat masalah, dia selalu meminta pertimbangan istrinya
ini. Dialah tempat bergantung. Dia selalu menolong dan mendampingi suaminya, melewati masa-masa yang sulit.
Sama halnya dengan istri yang pertama. Dia adalah pasangan yang sangat setia. Dia selalu
membawa perbaikan bagi kehidupan keluarga ini. Dia lah yang merawat dan mengatur semua
kekayaan dan usaha sang suami. Akan tetapi, sang pedagang, tak begitu mencintainya.
Walaupun sang istri pertama ini begitu sayang padanya, namun, pedagang ini tak begitu
mempedulikannya.
Suatu ketika, si pedagang sakit. Lama kemudian, ia menyadari, bahwa ia akan segera meninggal.
Dia meresapi semua kehidupan indahnya, dan berkata dalam hati. "Saat ini, aku punya 4 orang
istri. Namun, saat aku meninggal, aku akan sendiri. Betapa menyedihkan jika aku harus hidup
sendiri." Lalu ia meminta semua istrinya datang, dan kemudian mulai bertanya pada istri keempatnya.
"Kaulah yang paling kucintai, kuberikan kau gaun dan perhiasan yang indah. Nah, sekarang,
aku akan mati, maukah kau mendampingiku dan menemaniku? Ia terdiam. "Tentu saja tidak,"
jawab istri keempat, dan pergi begitu saja tanpa berkata-kata lagi. Jawaban itu sangat
menyakitkan hati. Seakan-akan, ada pisau yang terhunus dan mengiris-iris hatinya. Pedagang
yang sedih itu lalu bertanya pada istri ketiga. "Akupun mencintaimu sepenuh hati, dan saat ini,
hidupku akan berakhir. Maukah kau ikut denganku, dan menemani akhir hayatku? Istrinya menjawab,
Hidup begitu indah disini. Aku akan menikah lagi jika kau mati. Sang pedagang begitu terpukul
dengan ucapan ini. Badannya mulai merasa demam.
Lalu, ia bertanya pada istri keduanya. "Aku selalu berpaling padamu setiap kali mendapat masalah.
Dan kau selalu mau membantuku. Kini, aku butuh sekali pertolonganmu. Kalau ku mati, maukah kau
ikut dan mendampingiku? Sang istri menjawab pelan. "Maafkan aku," ujarnya "Aku tak bisa menolongmu
kali ini. Aku hanya bisa mengantarmu hingga ke liang kubur saja. Nanti, akan kubuatkan makam yang
indah buatmu. Jawaban itu seperti kilat yang menyambar. Sang pedagang kini merasa putus asa.
Tiba-tiba terdengar sebuah suara. "Aku akan tinggal denganmu. Aku akan ikut kemanapun kau pergi.
Aku, tak akan meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu. Sang pedagang lalu menoleh ke samping,
dan mendapati istri pertamanya disana. Dia tampak begitu kurus. Badannya tampak seperti orang
yang kelaparan. Merasa menyesal, sang pedagang lalu bergumam, "Kalau saja, aku bisa merawatmu
lebih baik saat ku mampu, tak akan kubiarkan kau seperti ini, istriku."
Teman, sesungguhnya kita punya 4 orang istri dalam hidup ini. Istri yang keempat, adalah tubuh kita.
Seberapapun banyak waktu dan biaya yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan gagah,
semuanya akan hilang. Ia akan pergi segera kalau kita meninggal. Tak ada keindahan dan kegagahan
yang tersisa saat kita menghadap-Nya.
Istri yang ketiga, adalah status sosial dan kekayaan. Saat kita meninggal, semuanya akan pergi
kepada yang lain. Mereka akan berpindah, dan melupakan kita yang pernah memilikinya.
Sedangkan istri yang kedua, adalah kerabat dan teman-teman. Seberapapun dekat hubungan kita
dengan mereka, mereka tak akan bisa bersama kita selamanya. Hanya sampai kuburlah mereka akan menemani kita.
Dan, teman, sesungguhnya, istri pertama kita adalah jiwa dan amal kita. Mungkin, kita sering
mengabaikan, dan melupakannya demi kekayaan dan kesenangan pribadi. Namun, sebenarnya, hanya
jiwa dan amal kita sajalah yang mampu untuk terus setia dan mendampingi kemanapun kita melangkah.
Hanya amal yang mampu menolong kita di akhirat kelak. Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa

dan amal kita dengan bijak. Jangan sampai kita menyesal belakangan

belajar bersyukur

Kadang kita bertanya dlm hati &
menyalahkan
Tuhan, "apa yg telah saya lakukan sampai
saya
harus mengalami ini semua ?" atau "kenapa
Tuhan membiarkan ini semua terjadi pada
saya ?"

Here is a wonderful explanation...

Seorang anak memberitahu ibunya kalau segala
sesuatu tidak berjalan seperti yang dia harapkan.
Dia mendapatkan nilai jelek dalam raport, putus
dengan pacarnya, dan sahabat terbaiknya pindah
ke luar kota. Saat itu ibunya sedang membuat
kue, dan menawarkan apakah anaknya mau
mencicipinya, dengan senang hati dia
berkata, "Tentu saja, I love your cake."
"Nih, cicipi mentega ini," kata Ibunya
menawarkan.
"Yaiks," ujar anaknya.
"Bagaimana dgn telur mentah ?"
"You're kidding me, Mom."
"Mau coba tepung terigu atau baking soda ?"
"Mom, semua itu menjijikkan."
Lalu Ibunya menjawab, "ya, semua itu memang
kelihatannya tidak enak jika dilihat satu per
satu.
Tapi jika dicampur jadi satu melalui satu proses
yang benar, akan menjadi kue yang enak."

Tuhan bekerja dengan cara yang sama.
Seringkali kita bertanya kenapa Dia membiarkan
kita melalui masa-masa yang sulit dan tidak
menyenangkan. Tapi Tuhan tahu jika Dia
membiarkan semuanya terjadi satu per satu
sesuai dgn rancanganNya, segala sesuatunya
kan menjadi sempurna tepat pada waktunya.
Kita hanya perlu percaya proses ini diperlukan
untuk menyempurnakan hidup kita.

Tuhan teramat sangat mencintai kita. Dia
mengirimkan bunga setiap musim semi, sinar
matahari setiap pagi. Setiap saat kita ingin
bicara,
Dia akan mendengarkan. Dia ada setiap saat
kita membutuhkanNya, Dia ada di setiap
tempat,
dan Dia memilih untuk berdiam di hati kita.

Kesabaran dan Ikhlas adalah kunci dari smua
ini,,,,smoga Teman teman smua menyadari
apa arti dari Kesabaran dan Ikhlas..serta sadar
akan cobaan dari Tuhan .,Karena cobaan itu
akan datang dalam berbagai bentuk...cobaan
dalam bentuk kesedihan, kesengsaraan atau
bahkan cobaan dalam bentuk
kesenangan ,kemewahan,,dsb,,,Jadi cobalah
bersyukur dg apa yg anda telah dapat.

Kekayaan, Kesuksesan dan Cinta

Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah,dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut
yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua. Wanita itu berkata:
"Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar. Mari masuk ke dalam,
aku pasti punya sesuatu untuk menganjal perut. Pria berjanggut itu lalu balik bertanya,
"Apakah suamimu sudah pulang? Wanita itu menjawab, "Belum, dia sedang keluar. "Oh kalau begitu,
kami tak ingin masuk.
Kami akan menunggu sampai suami mu kembali, kata pria itu. Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul,
sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini,
lalu ia berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh
masuk untuk menikmati makan malam ini.
Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam. "Maaf, kami semua tak
bisa masuk bersama-sama", kata pria itu hampir bersamaan."Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran.
Salah seorang pria itu berkata, "Nama dia Kekayaan," katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di
sebelahnya, dan "sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya.
Sedangkan aku sendiri bernama Cinta. Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh
masuk ke rumahmu.
Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminya pun merasa heran.
"Ohho...menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam.
Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan. Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya,
"sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk
membantu keberhasilan panen gandum kita. "Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu.
Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih baik jika kita
mengajak si Cinta yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Cinta.

Wanita Sempurna

Ini kisah perjumpaan dua orang sahabat yang sudah puluhan tahun terpisahkan hidupnya.
Mereka kangen-kangenan, ngobrol ramai sambil minum kopi disebuah kafe. Awalnya topik
yang dibicarakan adalah soal-soal nostalgia zaman sekolah dulu, namun pada akhirnya
menyangkut kehidupan mereka sekarang ini.
'Ngomong-ngomong, mengapa sampai sekarang kamu belum juga menikah?' ujar seorang kepada
temannya yang sampai sekarang membujang. 'Sejujurnya sampai saat ini saya terus mencari
wanita yang sempurna. Itulah sebabnya saya masih melajang. Dulu di Bandung, saya berjumpa
dengan seorang gadis cantik yang amat pintar. Saya pikir ini adalah wanita ideal yang
cocok untuk menjadi istriku. Namun ternyata di masa pacaran ketahuan bahwa ia sangat
sombong. Hubungan kami putus sampai di situ.
'Di Jakarta, saya ketemu seorang wanita rupawan yang ramah dan dermawan. Pada perjumpaan
pertama, aku kasmaran. Hatiku berdesir kencang, inilah wanita idealku. Namun ternyata
belakangan saya ketahui, ia banyak tingkah dan tidak bertanggung jawab.
'Saya terus berupaya mencari. Namun selalu saya temukan kelemahan dan kekurangan pada
wanita yang saya taksir. Sampai pada suatu hari, saya bersua wanita ideal yang selama
ini saya dambakan. Ia demikian cantik, pintar,baik hati, dermawan, dan suka humor. Saya
pikir, inilah pendamping hidup yang dikirim Tuhan.'
'Lantas,' sergah temannya yang dari tadi tekun mendengarkan, 'Apa yang terjadi? Mengapa
kau tidak segera meminangnya?'
Yang ditanya diam sejenak. Suasana hening. Akhirnya dengan suara lirih, sang bujangan
menjawab, 'Baru belakangan aku ketahui bahwa ia juga sedang mencari pria yang sempurna.'
Wassalam